Tempat berbagi
informasi, pemikiran,
kisah, artikel, tips, pengalaman, dan ilmu
berkaitan dengan
dunia medis, intelektual, dakwah, perempuan,

pendidikan anak,
remaja, keluarga dan generasi, juga sesekali barang jualan.....

Selamat Berlayar..........

Rabu, 28 Agustus 2013

SIAPAKAH INTELEKTUAL (SEJATI) ITU?






Apakah seseorang yang memiliki gelar/keahlian/kepakaran akademik tertentu serta merta menjadikannya sebagai seorang intelektual sejati atau ulul albab dalam Islam?

Seseorang yang berkompeten/menguasai suatu bidang ilmu tertentu dan memiliki gelar akademik tertentu TIDAKLAH selalu tergolong sebagai INTELEKTUAL (mufakkir). Mufakkir atau intelektual (sejati) yang oleh Al Qur'an disebut juga dengan julukan ULUL ALBAB adalah mereka yang memiliki karakter dan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Bersegera menyambut seruan iman dan kebenaran, menjadikannya sebagai dasar bersungguh-sungguhnya dirinya mencari ilmu dan memikirkan ciptaan Allah (ketika melakukan penelitian/riset, dan lain sebagainya) (QS 3:190-194). Aqidah Islam adalah sumber/mata air tsaqofahnya. Sehingga para intelektual sejati itu tidak akan pernah menjadi sekuler (memisahkan agama) dengan keilmuan yang dikuasainya.

2) Senantiasa bertaqwa dimanapun dia berada, sehingga dia bisa melihat dengan jelas mana yang buruk (salah) dari yang baik (benar), sekalipun kejelekan itu sepertinya menakjubkan banyak orang (QS 5:100). Ketinggian kemampuan penginderaan dan pemikiran yang diberikan Allah swt kepadanya, akan membuatnya menjadi pioneer dalam menemukan kebenaran itu dan memperjuangkannya.

3) Kritis dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori, preposisi atau dalil yang dikemukan oleh orang lain, lalu hanya mengambil/mengikuti apa yang paling baik diantaranya (QS 39:18). Mereka bukanlah orang-orang yang (mudah) terbeli, hingga menukar kebenaran yang dipahaminya (ayat-ayat Allah swt) dengan harga yang murah semacam penghargaan, publikasi, harta, kedudukan.

4) Senantiasa menyampaikan ilmunya untuk memberi peringatan dan memperbaiki masyarakatnya (QS 14:52). Mereka senantiasa hidup bersama masyarakatnya, merasakan apa yang menjadi persoalan di tengah masyarakat, dan terlibat dalam upaya penyelesaian problematika tersebut. Mereka bukanlah orang-orang yang asyik hidup di dunia (kotak kebidangan) nya saja, hingga membuatnya terpisah dari masyarakatnya. Karya-karya/pemikirannya korelatif dan solutif bagi permasalahan masyarakat. Itulah capaian yang ingin diraihnya, dan bukan semata rekognisi untuk kepuasan pribadi.

5) Memiliki rasa takut yang besar kepada Allah, sehingga membuatnya tidak memiliki rasa takut pada apapun/siapapun dalam rangka mentaati-Nya ataupun menyampaikan kebenaran-Nya. (QS 65:10). Sehingga tampilannya adalah sebagai sosok pejuang Islam yang hanif dan militan (tidak mudah menyerah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar