RENUNGAN UNTUK INTELEKTUAL 2 (lanjutan status sebelumnya)
Dari penjelasan yang diberikan Al Qur'an tentang Ulul Albab yang sudah kita bahas sebelumnya, bisa kita pahami CIRI INTELEKTUAL MUSLIM SEJATI:
1. Memiliki kepakaran/keahlian tertentu sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya, Namun TIDAK membatasi pemikirannya pada satu kebidangan/kepakaran tertentu saja. karena sebagai intelektual, dia akan senantiasa membuka diri untuk 'membaca', berfikir & mengkaji apapun realita di hadapannya.
2. Dengan ketinggian penginderaan, kemampuan berfikir & analisisnya --> dia akan Menjadi org yang lebih dulu paham realita kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat (apa saja kompleksitas problematika yang dihadapi, berikut akar persoalannya) --> itulah mengapa seorang intelektual sejati TIDAK MUNGKIN berprofil 'autis' (baca: hidup di dunianya sendiri, atau dalam kotak kebidangan/keilmuannya saja), tidak pula a-politis (baca: tidak mau tahu/terlibat dalam pengelolaan urusan masyarakat). Bahkan sebaliknya, dia akan menjadi pioneer & leader bagi upaya mewujudkan solusi problematika masyarakat yang sudah dia pahami apa akar masalah & solusinya.
3. Memahami ideologi Islam sebagai sumber solusi, sekaligus senantiasa menjadi sumber mata air tsaqofahnya untuk menyelesaikan semua jenis problematika masyarakat. --> inilah ciri khas dari seorang INTELEKTUAL MUSLIM yang membedakannya dari intelektual yang lain. Solusi yang ditawarkannya tidak akan bersifat praktis dan pragmatis saja, namun senantiasa ideologis. Tidak mungkin dia mencampakkan Ideologi yang sudah dia temukan dan dia yakini (melalui sebuah proses 'sadar' & BUKAN KEBETULAN) bahwa ideologi itulah jalan hidup terbaik yang dipilihnya.
Menuju #JICMI2013 (Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals) —
Dari penjelasan yang diberikan Al Qur'an tentang Ulul Albab yang sudah kita bahas sebelumnya, bisa kita pahami CIRI INTELEKTUAL MUSLIM SEJATI:
1. Memiliki kepakaran/keahlian tertentu sesuai dengan bidang ilmu yang dikuasainya, Namun TIDAK membatasi pemikirannya pada satu kebidangan/kepakaran tertentu saja. karena sebagai intelektual, dia akan senantiasa membuka diri untuk 'membaca', berfikir & mengkaji apapun realita di hadapannya.
2. Dengan ketinggian penginderaan, kemampuan berfikir & analisisnya --> dia akan Menjadi org yang lebih dulu paham realita kehidupan yang ada di tengah-tengah masyarakat (apa saja kompleksitas problematika yang dihadapi, berikut akar persoalannya) --> itulah mengapa seorang intelektual sejati TIDAK MUNGKIN berprofil 'autis' (baca: hidup di dunianya sendiri, atau dalam kotak kebidangan/keilmuannya saja), tidak pula a-politis (baca: tidak mau tahu/terlibat dalam pengelolaan urusan masyarakat). Bahkan sebaliknya, dia akan menjadi pioneer & leader bagi upaya mewujudkan solusi problematika masyarakat yang sudah dia pahami apa akar masalah & solusinya.
3. Memahami ideologi Islam sebagai sumber solusi, sekaligus senantiasa menjadi sumber mata air tsaqofahnya untuk menyelesaikan semua jenis problematika masyarakat. --> inilah ciri khas dari seorang INTELEKTUAL MUSLIM yang membedakannya dari intelektual yang lain. Solusi yang ditawarkannya tidak akan bersifat praktis dan pragmatis saja, namun senantiasa ideologis. Tidak mungkin dia mencampakkan Ideologi yang sudah dia temukan dan dia yakini (melalui sebuah proses 'sadar' & BUKAN KEBETULAN) bahwa ideologi itulah jalan hidup terbaik yang dipilihnya.
Menuju #JICMI2013 (Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals) —
Tidak ada komentar:
Posting Komentar