Tempat berbagi
informasi, pemikiran,
kisah, artikel, tips, pengalaman, dan ilmu
berkaitan dengan
dunia medis, intelektual, dakwah, perempuan,

pendidikan anak,
remaja, keluarga dan generasi, juga sesekali barang jualan.....

Selamat Berlayar..........

Selasa, 30 April 2013

Agar Anak Semangat Belajar

RUBRIK KONSULTASI PARENTING ISLAMI
Bersama dr. Hj. Faizatul Rosyidah

PERTANYAAN:
Bagaimana trik/kiat-kiat agar anak semangat dalam belajar? (Jamaah Wisata Hati)

JAWABAN:
Sebenarnya kehidupan alami kita sebagai manusia adalah seorang pembelajar. Demikian pula dengan anak-anak kita. Sayangnya, dalam perjalanan hidup kita atau anak-anak kita mungkin kita diberikan dan memberikan stimulasi yang salah sehingga belajar itu menjadi tidak menyenangkan. Misalnya, ketika anak kita bayi dan ia ingin memasukkan semua barang yang dapat ia pegang ke dalam mulutnya. Maka yang kebanyakan kita lakukan adalah berkata “eh…jangan itu kotor, ngga boleh” sambil mungkin menarik semua benda tersebut. Padahal tanpa kita sadari sebenarnya yang dilakukannya itu adalah perilaku dasar seorang anak belajar. Kemudian ketika sang anak mulai berjalan, dan keingintahuannya menjadi lebih banyak tentang lingkungan sekitar, maka semakin banyak larangan yang kita keluarkan. Padahal ini adalah keinginan mereka untuk tahu (belajar) lebih banyak, mengisi database di otaknya yang masih kosong dan perlu diisi.

Yang harus kita sadari sebagai orang tua, adalah bahwa pendidikan yang kita lakukan pada anak haruslah berbasis usia dan tumbuh kembang anak. Anak memiliki fase dan level kemampuan berpikir yang berbeda pada tiap fase tumbuh kembangnya. Anak usia dini, berbeda dengan usia tamyiz, berbeda pula dengan usia pra baligh dan baligh. Pendekatan metode pembelajaran yang kita pake pada mereka pun berbeda. Stimulasi pendengaran hendaklah dilakukan lebih awal daripada stimulasi penglihatan sebagaimana perkembangan kemampuan melihat anak yang dimilikinya lebih dulu dibanding kemampuan melihatnya, misalnya.

Maka ketika anak ada pada fase usia dini, yang baru memiliki kemampuan berfikir emosional (sebagai hasil pemenuhan kebutuhan jasmani dan naluri yang dirasakannya, dan bukan kemampuan berfikir rasional), masih baru bisa memahami hal-hal yang konkrit dan bukan abstrak, maka proses belajar yang kita berikan haruslah proses belajar yang menyenangkan (dengan bermain), membangun identitas positif dirinya sebagai anak yang sholeh, sehat, hebat, dsb, dan belum saatnya untuk kita paksa memahami simbol-simbol (huruf dan angka) yang abstrak, memaksanya untuk melihat buku dan duduk manis. Stimulasi pendengaran bisa kita lakukan bahkan dengan anak tetap asyik dalam permainannya. Ada baiknya fase tersebut tidak ditukar ataupun secara terburu-buru kita percepat.

Maka misalnya saat anak kita ada pada usia dini tersebut, sebenarnya keperluan belajar mereka adalah lebih kepada bagaimana agar mereka mengenali semua potensi panca inderanya, melatih panca inderanya untuk terbiasa mengenali rangsangan hingga kemampuan paling optimalnya, memperbanyak perbendaharaan kosakatanya dengan ketrampilan mendengarnya, mengasah  dan melejitkan kemampuan berbahasanya, bersosialisasi, mengenal tata krama, nilai-nilai keutamaan (sopan santun) dan mengenal aturan bagaimana kehidupan berlangsung, melalui permainan bersama teman-teman mereka, jangan paksakan pada anak seusia mereka untuk harus duduk manis di atas meja, mendengarkan gurunya menjelaskan pelajaran, ataupun dipaksa mengikuti les pelajaran tambahan. Bantulah mereka memiliki kesiapan untuk fase belajar lebih 'disiplin' berikutnya yang biasanya mulai dimiliki anak pada usia 7 tahun. Fase dimana kita boleh mulai 'menawan' mereka dalam kedisiplinan dalam proses pendidikan mereka.

Berikutnya, selain memperhatikan usia, tahap tumbuh kembang dan kesiapan anak, ketika anak  kita sedang belajar berikanlah pengalaman yang menyenangkan dan bukan yang menyakitkan seperti mencubit atau memarahinya ketika salah membaca atau menulis. Karena pengalaman semacam ini akan masuk dalam alam bawah sadarnya bahwa belajar itu “siksaan”, menyakitkan, dan tidak menyenangkan. 

Sebaliknya, buatlah suasana belajar itu senyaman dan semenyenangkan mungkin bagi anak untuk menerima pelajaran. Jangan paksakan anak belajar ketika fisiknya terlalu lelah, sebaiknya bantulah mereka mengatur jadwal keseharian mereka (kapan waktunya bermain, beristirahat dan belajar) sehingga kondisi fisik mereka ketika memulai belajar adalah kondisi fisik yang segar dan prima. 

Hal berikutnya, kenalilah tipe belajar anak kita sehingga kita bisa membantu mereka belajar dengan optimal dengan cara yang paling sesuai dengan mereka. Ada 3 tipe dasar dalam belajar:
1. Visual : tipe pebelajar dengan menggunakan daya tangkap mata sebagai alat belajar yang dominan. Sehingga tipe pebelajar ini lebih efektif dengan menggunakan gambar-gambar atau bentuk-bentuk yang secara visual bisa dirasakan.
2. Auditori : tipe pebelajar dengan menggunakan daya pendengarannya sebagai alat belajar yang dominan. Kalau pebelajar tipe ini lebih cenderung bisa lebih menerima materi melalui suara.
3. Kinestetik : tipe pebelajar melalui praktek langsung. Anak yang memiliki tipe kinestetik inilah, seringkali perlu adanya permainan atau hal lain sebagai sarana pembelajaran mereka.
Tipe-tipe belajar ini sendiri tidak kemudian secara mutlak terpisah satu sama lain. Adakalanya seorang anak adalah pebelajar dengan tipe auditori sekaligus visual misalnya. Hanya biasanya selalu ada yang lebih dominan. Kita bisa melihatnya dari cara belajar yang mana yang paling nyaman dan memudahkan anak kita memahami pelajaran dengan lebih cepat dan optimal. Maka bagi anak dengan tipe kinestetik, dipaksa untuk bisa duduk manis, khusyu’ dan konsentrasi dalam waktu yang cukup panjang adalah sesuatu yang sangat ‘sulit’ dan dirasakan ‘menyiksa’ mereka. Sebaliknya, cara belajar yang paling ’nyaman’ dan cepat untuk mereka justru adalah cara belajar yang mengakomodasi ’ketidakbisadiaman’ mereka. Misalnya belajar membaca dengan dikemas seperti bermain tebak-tebakan menunjuk tulisan yang dimaksud dengan diberi batas waktu. Kalau berhasil menjawab diberi skor, kalau tidak berhasil maka nilainya tidak bertambah, dsb. 

Bisa juga kita bantu memberikan sugesti bahwa belajar itu menyenangkan dengan teknik Hypnosleeping, dengan mengatakan ketika anak menjelang tertidur atau terbangun kalimat-kalimat seperti “semakin hari, belajar semakin menyenangkan”, “belajar itu sangat menyenangkan seperti bermain”, “mudah sekali bagimu untuk belajar (berhitung, menghafal dll)”. Sering-seringlah mengatakan bahwa anak kita adalah anak yang hebat dan luar biasa untuk meningkatkan harga diri anak kita. Pujian yang tulus dan memompa semangatnya jauh lebih penting dari pada mengajarkan tehnik-tehnik berhitung dan menghafal yang cepat. 

Ketika anak sudah lebih besar, menjelaskan tentang keutamaan aktivitas belajar dan manfaat dari pelajaran yang sedang dipelajari juga akan membuat anak menyenangi pelajaran tersebut. Misal:  Bahwa orang yang berilmu itu dijanjikan Allah swt kedudukan yang lebih mulia daripada mereka yang beriman saja. Atau bahwa dengan mempelajari perkalian, maka saat ikut ibu belanja nanti anak kita bisa menghitung berapa harga barang yang akan dia beli, dan lain sebagainya. Anda bisa mengembangkan tips-tips lainnya sendiri, yang jelas, bantu anak untuk bisa menyadari bahwa belajar adalah ‘kebutuhan’ mereka dengan cara yang memudahkan dan menyenangkan bagi mereka. Semoga bermanfaat. []

Kamis, 18 April 2013

Membantu Anak Memulai Sekolah

RUBRIK KONSULTASI PARENTING ISLAMI
Bersama dr. Hj. Faizatul Rosyidah

PERTANYAAN:
Bagaimana caranya memberikan dorongan kepada anak agar memiliki kekuatan mental/keberanian untuk memulai masuk sekolah? (Jamaah Wisata Hati)


JAWABAN:
Bagi anak-anak yang pertama kali masuk sekolah baik itu TK maupun SD, kadangkala kita temukan fenomena anak-anak yang semangat dan senang ketika hendak berangkat dari rumah, namun banyak yang menangis dan minta pulang ke rumah. Ada juga fenomena lainnya, anak yang maju mundur keberaniannya untuk memulai sekolah.

Memasuki lingkungan baru (sekolah) memang bukanlah hal yang mudah bagi anak.  Banyak hal yang mungkin menjadi kekhawatirannya. Jika di rumah ia terbiasa bisa bermanja-manja kepada orang tua, tentu hal itu tidak bisa dilakukan lagi di sekolah. Kalau di rumah mereka bisa langsung meminta kepada orang tuanya ketika membutuhkan sesuatu, bagaimana jika di sekolah? Apalagi anak harus bersaing dengan banyak anak lain seusianya untuk mendapatkan perhatian guru. Belum kekhawatiran bagaimana memulai pertemanan, bagaimana jika nanti ada yang membuatnya menangis, dsb. Jadi banyaknya penyesuaian yang harus dialami anak merupakan salah satu penyebab kecemasan anak yang membuat keberanian mereka untuk masuk sekolah sepertinya hilang timbul. Tidak perlu khawatir berlebihan, karena hal tersebut wajar terjadi.

Lalu bagaimana kita bisa membantu anak mengatasi kecemasannya dan menumbuhkan keberaniannya? Ada beberapa langkah yang dapat orang tua lakukan:
1.      Orang tua harus bisa memberikan motivasi yang positif tentang bagaimana pentingnya menuntut ilmu (sekolah), bagaimana menyenangkannya kalau dia bersekolah (memakai seragam baru, peralatan sekolah baru, dapat teman-teman baru, tempat belajar dan bermain yang barus, dsb). Dalam perbincangan tentang sekolahnya itu, usahakan Anda membicarakan hal-hal positif. Jangan menakut-nakuti anak (misal nanti banyak PR, ada teman yang nakal, kalau tidak rajin sekolah dimarahi gurunya, dsb) yang akan makin membuatnya stres.
2.   Orang tua bisa menunjukkan pada mereka sekolah barunya sebelum hari-H tiba. Ajak anak jalan-jalan ke sekolah barunya sehingga dia bisa melihat seperti apa sekolahnya dan ruang kelasnya nanti. Yakinkan pada anak kalau pengalaman di kelas selanjutnya akan menarik sehingga anak antusias dan tak takut untuk datang ke sekolah
3. Apresiasi dan beri penghargaan kepada anak karena kemauan dan keberaniannya masuk sekolah. Poin ini penting untuk membangun kepercayaan dirinya. Respon setiap cerita/pengalaman ketika mereka masuk sekolah dengan respon positiv yang akan membuatnya semakin semangat bersekolah. Misalnya, “bagus sekali nak, tadi sudah berani menyebutkan namanya dengan keras”, dsb.
4.  Bicarakan dan bantu anak untuk bisa melakukan kebiasaan-kebiasaan baru anak yang mulai harus dilakukan (misal: kapan waktunya tidur dan bangun tidur, kapan jadwal belajarnya, kapan bermainnya, bagamana caranya belajar, dsb).
5.      Jelaskan pada anak posisi gurunya yang menggantikan orang tua selama mereka di sekolah. Sehingga mereka tidak perlu takut/khawatir untuk mengkomunikasikan apapun dan kapan pun dengan guru mereka jika ada masalah atau kebutuhan akan sesuatu yang membutuhkan bantuan orang tuanya, seperti ketika mereka di rumah (misal: mengalami sakit, butuh ke toilet, dsb).
6.  Usahakan dan yakinkan anak, bahwa Anda memiliki kontak dengan pihak sekolah dan biasakanlah berkomunikasi intens dengan guru kelas anak. Hal ini selain membuat anak merasa aman dan nyaman, Anda pun merasa aman dan nyaman ketika menitipkan anak di sekolah.
7.   Ajari dan minta anak berkenalan dengan semua teman sekelasnya dan guru dengan penuh percaya diri ketika masuk di hari pertama.
8.    Pastikan anak tidur cukup di malam hari. Karena kurangnya jumlah jam tidur akan berpengaruh terhadap suasana hati anak ketika di sekolah.

Itu adalah diantara tips-tips yang bisa membantu bapak/ibu sekalian mempersiapkan anak memasuki sekolah barunya. Mudah-mudahan dengan menerapkan tips tersebut di atas, kecemasan yang ditampilkan anak ketika masuk sekolah bisa diatasi. Namun ingat untuk tetap bersabar, karena mungkin anak masih akan menunjukkan reaksi kecemasan 2 minggu sampai dengan 1 bulan pertama. Selebihnya insya Allah anak akan mulai menikmati masa sekolahnya tersebut. Semoga bermanfaat. []

Selasa, 02 April 2013

PENGENTASAN KEMISKINAN DENGAN MEMPEKERJAKAN PEREMPUAN, SOLUTIF?

           Negeri-negeri kaum muslimin kian melaju dalam upaya mengentaskan kemiskinan dengan memberdayakan perempuan secara ekonomi (mempekerjakan perempuan). Beberapa komitmen dikukuhkan untuk memastikan program ini berjalan massif di negeri-negeri kaum muslimin. Logika yang dipakai memang sangat sederhana dan mudah dimengerti, tapi patut kita cermati secara cerdas. Kalau kemiskinan tidak bisa terselesaikan dengan hanya mengandalkan nafkah dari laki-laki, kenapa perempuan tidak ikut melibatkan diri untuk mencari nafkah? Semestinya pertanyaan besarnya justru adalah kenapa kemiskinan bisa terjadi di negeri-negeri kaum muslimin yang justru memiliki sumber daya alam pemberian Allah swt yang sangat melimpah ruah? Bagaimana solusi tuntas problem kemiskinan tanpa membuat perempuan semakin menderita karena harus berhadapan dengan sekian dilema?
            Beberapa pengukuhan komitmen untuk menyelesaikan kemiskinan dengan mempekerjakan perempuan, diantaranya adalah dari Konferensi Tingkat Menteri OKI (Organisasi Kerjasama Islam), yang bertempat di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Kamis (6/12/2012). KTM OKI ke 4 ini telah menghasilkan “Jakarta Declaration” yang difokuskan pada upaya menciptakan enabling Environment yang dapat memperkuat peran dan partisipasi perempuan di bidang ekonomi. Indonesia didaulat menjadi role model bagi negeri muslim lain dalam PEP, dan Afghanistan serta Palestina sudah meminta kesediaan untuk diberi pelatihan oleh Indonesia. Argumen yang dipakai untuk diterimanya PEP adalah bahwa Islam sangat menghargai dan mendorong perempuan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
            Sebelumnya, dalam KTT APEC 2012 Menteri Linda A. Gumelar menyampaikan pentingnya peran perempuan menyangga ekonomi Indonesia saat krisis tahun 1997. “Perempuan yang menggerakkan ekonomi melalui usaha kecil dan menengah, terbukti memperkuat daya tahan ekonomi sebuah negara.  Benarkah memperkuat? Atau hanya sekedar bertahan hidup?!


PENYEBAB KEMISKINAN DI INDONESIA DAN NEGERI-NEGERI KAUM MUSLIMIN

            Kesulitan ekonomi yang saat ini dihadapi Indonesia dan berbagai negeri muslim lain, bukanlah suatu kebetulan semata. Ini adalah hasil dari kebijakan buatan manusia dan cacatnya ekonomi dan masyarakat. Allah SWT telah melimpahkan dunia ini dengan sumber daya yang melimpah, kekayaan alam dan mineral, hutan yang luas, lautan dan gurun. Ketidakadilan pengelolaan sumberdaya alam oleh kebijakan kapitalis dan sistem ini lah yang membuat kekayaan alam tersebut hanya tersedia untuk kalangan elite dan kaya sementara kalangan miskin kelaparan, dan amat menderita. Ini adalah filosofi dasar Kapitalisme yang cacat yang percaya bahwa manusia memiliki kebutuhan tidak terbatas sementara sumber dayanya terbatas yang mewajarkan sebagian besar dari masyarakat untuk hidup di bawah garis kemiskinan, sementara pada kenyataannya sumber daya yang ada di dunia cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap manusia, karena Allah (swt) berfirman" Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya."[Terj.QS Fussilat 41:10]

Kemiskinan yang sangat menyedihkan yang kita lihat di dunia Muslim saat ini dan secara global adalah akibat langsung dari kecacatan dan ketidakadilan pengelolaan ekonomi, kekayaan, dan sumber daya lahan oleh sistem buatan manusia, dan terutama oleh sistem kapitalis yang merugikan dan ekonomi pasar bebas. Kebebasan kepemilikan, kebijakan pasar bebas, dan model keuangan kapitalisme berbasis bunga mengakibatkan kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir elit sementara masyarakat kelaparan dan miskin. Para penguasa di negeri-negeri muslim telah menjual lahan dan anak-anak perempuan umat ini kepada Negara dan Perusahaan Barat, dan mengeksposnya hingga ke tataran eksploitasi. Perjanjian para kapitalis ditandatangani oleh para penguasa dan pemerintah kaum Muslim dunia dengan IMF, Bank Dunia, lembaga-lembaga global lainnya, dan pemerintah asing, secara langsung menyebabkan kesulitan finansial dari hari ke hari dan perjuangan untuk bertahan hidup yang dihadapi perempuan di seluruh wilayah. Cara yang mereka jalankan adalah melalui:

Pertama, Pinjaman Berbasis bunga
Perekonomian berbasis bunga yang negara kita terapkan serta pinjaman berbasis bunga yang  diambil dari IMF, Bank Dunia atau negara Barat lainnya telah melumpuhkan ekonomi kita. Pendapatan negara sebagian besar terserap hanya untuk membayar bunga utang, sehingga negara tidak memiliki dana memadai untuk membiayai pembangunan, melayani pemenuhan kebutuhan mendasar rakyatnya. Dan mencari pemecahan dengan berhutang kembali. Dengan cara seperti ini, mustahil Indonesia bisa melunasi hutangnya sampai kapan pun. Kecuali Indonesia membuat lompatan besar dalam merevolusi perekonomiannya. Jumlah cicilan bunga utang Indonesia selama sepuluh tahun terakhir mencapai Rp851,32 trilyun sedangkan cicilan pokoknya Rp1.050,36 trilyun. Dan jumlah hutang negara ini semakin bertambah. Jika pada tahun 2003 hutang negara mencapai Rp1.232 trilyun, maka sampai dengan Maret 2012 hutang negara melonjak menjadi Rp1.860 trilyun.

Kedua, Privatisasi Sumber Daya Alam:
Di bawah kebebasan kepemilikan dan ekonomi pasar bebas, sumber daya utama seperti minyak, gas, listrik, mineral, dan bahkan air yang merupakan kebutuhan vital bagi orang-orang dari negara manapun, boleh diprivatisasi dan diberikan kepemilikan pribadi. Ini menyebabkan orang dari dunia Muslim terkena tindakan korporasi rakus yang memeras kebutuhan dasar masyarakat seperti listrik, gas, bahan bakar, dan bahkan air.
Ketiga, Liberalisasi Perdagangan dan Perjanjian GATT:Aspek lain dari sifat penindas dari ekonomi pasar bebas adalah perdagangan bebas dan  perjanjian perdagangan seperti GATT yang telah ditandatangani juga oleh banyak pemerintah Muslim. Liberalisasi perdagangan dan perjanjian perdagangan bertujuan untuk menghilangkan hambatan dan batasan perdagangan internasional sehingaa membuka pasar di negara berkembang untuk produk dan investasi dari negara-negara asing. Kebijakan ini telah menyebabkan pasar lokal dibanjiri dengan produk murah dari negara-negara Barat, sehingga bisnis lokal dan petani kalah bersaing dari sisi harga, yang mengarah ke kehancuran perdagangan lokal dan pedagang. 

            Gerakan pemberdayaan ekonomi perempuan yang saat ini tengah gencar dilakukan negeri-negeri kaum muslimin untuk mengentaskan problem kemiskinan, sesungguhnya merupakan gerakan mengeksploitasi perempuan secara massal dan sistematis yang dilakukan oleh negara. Padahal sekalipun bisa menggerakkan roda perekonomian keluarga, mobilisasi perempuan secara massif dalam sektor ekonomi menengah ke bawah, tidak akan mampu mengentaskan kemiskinan masyarakat luas dan melejitkan pembangunan ekonomi negara, apalagi membangun negara yang kuat dan mandiri, memimpin peradaban dunia. Karena sesungguhnya penyebab inti kemiskinan di negara dunia ketiga sejatinya justru karena perampasan sumber daya alam oleh perusahaan-perusahaan kapitalis barat. Sehingga berkonsentrasi pada mobilisasi usaha menengah ke bawah adalah sekedar upaya bertahan hidup untuk tetap bisa menjadi pangsa pasar produk-produk perusahaan kapitalis barat.

MEKANISME KHILAFAH MENGAKHIRI KEMISKINAN DAN EKSPLOITASI

            Kemiskinan yang terjadi di Indonesia dan berbagai negeri muslim bisa diakhiri dengan  menolak sistem kapitalisme yang gagal, dan demokrasi yang sekuler, menolak nation state yang membuat Indonesia dan berbagai negeri muslim menjadi lemah dan kehilangan sumber daya alam. Kita harus mengganti para penguasa korup dan tidak kompeten dan yang telah memperbudak kitaKita juga harus menolak campur tangan lembaga asing! Dan kita harus juga menolak model perempuan sukses dan pemberdayaan perempuan ala Barat, yaitu ‘dengan menjadi perempuan bekerja’ yang telah dijual sebagai kebohongan untuk menjebak dan mengeksploitasi kita.
            Hanya Khilafah yang mampu mewujudkan perubahan nyata untuk para perempuan di dunia Islam. Khilafah adalah sebuah negara yang dibangun diatas perundang-undangan Islam dan dan menerapkan Hukum Allah secara komprehensif. Khilafah berasaskan ‘Aqidah Islam, dibangun atas ketaatan pada Allah dan meraih ridla-Nya semata; Khilafah, sebuah negara yang akan mengakhiri kepemimpinan gaya hidup materialistik konsumeristik. Khilafah, dipimpin oleh pengusa terpilih yang transparans, adil, independen, dan pemimpin yang benar-benar bertanggung jawab kepada rakyat dengan tulus. Khilafah, akan menghasilkan kondisi lingkungan yang penuh taqwa, meminimalisir korupsi, memastikan kejujuran dalam transaksi, dan memelihara pola pikir yang bertanggung jawab di mana rakyatnya akan membenci penindasan dan eksploitasiKhilafah, akan memenuhi tanggung jawab ekonomi dan sosial bagi keluarga, tetangga, karyawan dan masyarakat.
            Mekanisme khilafah mengentaskan kemiskinan:
Pertama, khilafah akan mengakhiri segera pembayaran utang berbasis bunga (riba) dari IMF dan semua pinjaman lain, karena khilafah adalah negara yang mandiri tidak bergantung pada bantuan asing apapun. Dengan miliaran dolar pendapatan yang dimilikinya, khilafah akan memprioritaskan jaminan pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua warga negara akan  makanan, pakaian dan tempat tinggal, dan menginvestasikan sisanya untuk kebutuhan warga negara yang lain seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pertanian.
Kedua, Khilafah akan menghapus perekonomian rakyat berbasis riba.  Menutup bank-bank ribawi dan mengalihkannya pada produk keuangan syari’ah.  Menyediakan investasi bebas bunga dalam bisnis lokal, proyek-proyek infrastruktur, atau pengembangan lahan - yang semuanya akan menghasilkan lapangan kerja.
Ketiga, khilafah  akan melarang semua bentuk penimbunan kekayaan, memastikan bahwa kekayaan beredar di tengah masyarakat dan memberikan insentif pada pembelanjaan dan investasi dalam bisnis.
Keempat, khilafah akan menstabilkan pasokan uang dan harga dengan memastikan bahwa mata uang kertas sepenuhnya didukung oleh emas atau perak, mencegah inflasi yang dihasilkan dari manipulasi oleh pemerintah atau spekulan uang kertas yang tidak didukung oleh aset.
Kelima, khilafah akan menghilangkan segala bentuk pajak. Khilafah akan menerapkan skema perpajakan rendah yang hanya ditarik dari warganya yang kaya.
Keenam, khilafah akan mengelola semua sumber daya milik umum dan menggunakannya untuk kepentingan umum sehingga semua merasakan manfaat dari aset-aset penting. Miliaran dolar dari sumber daya alam akan dibelanjakan untuk pendidikan, kesehatan, pertahanan, infrastruktur, dan mengentaskan rakyat keluar dari kemiskinan.
Dan yang terakhir, Khilafah akan melakukan review terhadap lahan pertanian sehingga para pemilik lahan yang mengabaikan tanahnya, akan diberi peringatan untuk segera mengolahnya. Dalam jangka waktu 3 tahun jika pemilik tanah masih menelantarkan lahannya, maka Khilafah akan melakukan penyitaan dan akan diberikan kepada mereka yang bersedia dan mampu mengelolanya. Semua ini akan meningkatkan hasil pertanian Khilafah dan meningkatkan kepemilikan tanah yang bisa menjadi jalan pengentasan warga dari kemiskinan.
            Khilafah adalah sebuah sistem yang benar-benar akan membuat kemiskinan, eksploitasi, dan perbudakan menjadi sejarah. Tidak akan mentolerir kelaparan satu warganya walau untuk satu hari saja. Sebuah sistem yang akan membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menghilangkan pengangguran massal, menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan gratis. Sistem ekonomi berbasis industri dan kemajuan teknologi, sehingga benar-benar akan memberdayakan rakyatnya
            Dalam kehidupan Negara Khilafah, bekerja bagi seorang perempuan betul-betul hanya sekedar sebuah pilihan, bukan tuntutan keadaan. Jika dia menghendaki, dia boleh melakukannya. Jika dia tidak menghendakinya, dia boleh untuk tidak melakukannya. Bandingkan dengan kondisi sekarang dimana perempuan banyak dipekerjakan dengan upah yang sangat rendah dan tidak layak karena tidak punya alternatif pilihan yang lain. Dalam Negara Khilafah, pilihan ini bisa diambil perempuan secara leluasa, karena Islam menjamin kebutuhan pokok perempuan dengan mekanisme kewajiban nafkah ada pada suami/ayah, kerabat laki-laki bila tidak ada suami/ayah atau mereka ada tapi tidak mampu, serta jaminan Negara Khilafah secara langsung bagi para perempuan yang tidak mampu dan tidak memiliki siapapun yang akan menafkahinya seperti para janda miskin. 
Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw pernah bersabda:
“…siapa saja yang meninggalkan kalla, maka dia menjadi kewajiban kami.” (HR Imam Muslim).
Maksud dari kalla adalah orang yang lemah dan tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai orang tua.
            Dalam Khilafah Islam tidak akan ada perempuan yang terpaksa bekerja mencari nafkah dan mengabaikan kewajibannya sebagai isteri dan ibu.  Sekalipun Islam tidak melarang perempuan bekerja, tapi mereka bekerja semata mengamalkan ilmu untuk kemaslahatan umat, sementara tanggung jawab sebagai isteri dan ibu juga tetap terlaksana.
            Pemberdayaan ekonomi perempuan dalam rangka mengentaskan kemiskinan, hakikatnya, adalah ‘genderang perang’ Barat terhadap peran keibuan,  merampok waktu berharga seorang ibu, mengorbankan tugas penting mereka sebagai pengasuh dan pendidik generasi masa depan.
Demokrasi-Kapitalis adalah sebuah sistem yang telah memanfaatkan bahasa ‘pemberdayaan perempuan’ untuk mengeksploitasi perempuan !!!