Oleh: Hazna Alifah
Karakteristik Istri Shalehah:
• Selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu. Tidak ada masalah antara dirinya dengan sang suaminya dalam hal ketaatan terhadap Allah dan RasulNya. Senantiasa menjalankan Syariat, menjauhi semua larangan Nya. Dia adalah istri yang sangat komitmen dengan penuh kesadaran.
• Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, ucapannya bagus, penampilannya sederhana, perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.
• Dia menuntut ilmu syariat, mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaan serta urgensinya. Dia antusias dalam menuntutnya, memiliki suatu metode ilmiah yang sesuai kemampuannya. Dia meneladani para Ummahatul Mukminin dan para istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.
• Dia mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh Islam. Dia menunaikan kewajibannya dengan sesempurna mungkin, berdasarka kesadaran bahwa kewajiban ini merupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah.
• Dia memiliki kepekaan untuk meminta keridhaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Dia memiliki wajah yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah tangganya.
• Dia siap berkorban dan lebih mengutamakan suaminya daripada diri sendiri. Mendahulukan keridhaan suami daripada keridhaan dirinya sendiri, keinginan suami daripada keinginannya sendiri, hal yang disukai oleh sang suami daripada yang disukai oleh dirinya sendiri. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar tulus murni berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam.
• Seorang istri yang hemat, tidak boros dan tidak berbangga diri dengan harta suaminya jika sang suami kaya, tidak pula ngeluhkan sedikitnya harta jika sang suami miskin. Dia tau kapan harus berinfak, dia dermawan dan tidak kikir, pandai mengatur keuangan dan tidak menghambur-hamburkan uang. Rela dengan pembagian dari Allah dalam segala hal, bersyukur atas rezeki yang Allah karuniakan kepadanya.
• Dia cerdas dan bersikap zuhud, dia mengoleksi perhiasan rumah tangganya di dunia dengan iman dan amal shaleh.
• Dia memperhatikan kecantikan diri, menebar aroma harum di dalam rumahnya sehingga membuat suasana rumah menjadi nyaman.
• Berterimakasih kepada suami atas kerja keras dan kelelahannya dalam mencukupi diri dan anak-anaknya. Berterimakasih juga atas terpenuhinya kebutuhan primer, seperti makanan dan minuman yang diusahakan suami. Senantiasa mendoakan suami agar memperoleh ganjaran dan pahala pengganti dari jerih payahnya serta tidak mengingkari kenikmatan yang diberikan suami.
• Berbakti kepada keluarga suami, yakni orangtua dan saudari-saudarinya serta menjalin silaturahmi dengan mereka dalam rangka menyenangkan hati suami sekaligus menjalankan perintah Allah.
• Dia adalah seorang istri yang cerdas dan bijaksana, tidak mengeluhkan suaminya kepada seorangpun, meski kepada kedua orangtuanya sekalipun, tidak membawa problema rumah tangga ke luar rumah. Apabila suatu masalah menjadi serius, dia bersama suaminya berkonsultasi kepada ulama yang bertakwa dan saleh, itupun dalam batasan yang paling ketat. Dia tidak membocorkan rahasia-rahasia rumah tangganya, menasehati suaminya untuk menjaga adab, bersikap tawadhu’, dan berakhlak baik.
• Apabila hendak keluar rumah, dia meminta izin dari suami. Dia keluar rumah dengan pakaian yang menutup aurat sesuai syariat, tidak memakai wewangian, berjalan dengan sikap tawadhu’ dengan penuh adab, penuh rasa malu dan tenang. Dia tidak menggubris suara-suara yang ditujukan kepadanya di jalanan dan tidak memakai gelang kaki ataupun sepatu yang berbunyi sewaktu dipijakkan ke tanah.
• Dia menaruh perhatian besar pada pendidikan islam yang sempurna dan menyeluruh bagi anak-anaknya. Targetnya adalah menyiapkan sebuah generasi saleh mujahid, yang kelak menjadi seorang pejuang syariah dan khilafah.
• Istri salehah sangat menjaga waktu dan mengerti betul untuk apa dia menggunakannya. Dia tidak memiliki waktu untuk bergosip ataupun bersenda gurau.
• Istri salehah senantiasa beribadah kepada Allah, banyak berdzikir, bertahajjud, bersedekah, banyak berpuasa dan khusyu.
• Dia senantiasa mengingat kematian, mempersiapkan diri untuk memsuki alam kubur. Tidak emlalaikan pertemuan dengan Allah dan akhirat.
• Dia adalah seorang mukminah yang berjuang dengan penuh kesabaran. Apabila diuji dengan suatu cobaan mengenai dirinya, hartanya, anaknya atau suaminya, dia bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah.
• Dia ber-amar ma’ruf nahiy munkar. Dia tidak mengambil keuntungan dari dakwahnya. Dia berdakwah dengan akhlak mulia. Dia tidak mengharapkan pujian dan mengikhlaskan amalnya, dan bahkan sebisa mungkin menyembunyikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar