Tempat berbagi
informasi, pemikiran,
kisah, artikel, tips, pengalaman, dan ilmu
berkaitan dengan
dunia medis, intelektual, dakwah, perempuan,

pendidikan anak,
remaja, keluarga dan generasi, juga sesekali barang jualan.....

Selamat Berlayar..........

Rabu, 25 Maret 2009

UMAT MENANTI PERJUANGANMU..!!

UMAT MENANTI PERJUANGANMU..!!
Oleh: Faizatul Rosyidah


Sobatku, mungkin sampe pada halaman ini, kamu udah ngerasa teryakinkan terhadap beberapa hal, tapi mungkin juga ada beberapa pertanyaan yang kemudian malah menggelitik kamu setelah faham beberapa hal di atas.
It’s OK Guys….itu mah emang wajar…..lah wong proses berfikir dan pencarian yang sedang kita lakukan emang belum kelar kok… So tetep sabar bacanya sampe buku ini habis ya!!
Nah Sobat, sampe di sini kita udah faham bahwa sebagai seorang Muslim ada konsekuensi yang musti kita sempurnakan; yakni mengambil dan terikat kepada hukum/syariat Islam secara keseluruhan, dan mengambilnya dalam keadaan yang penuh penerimaan sepenuh hati terhadap segala (hukum) apa yang diturunkan. Sayangnya untuk bisa nerapin Islam secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan itu kita masih punya kendala, terutama buat nerapin Islam yang menyangkut kehidupan sosial bermasyarakat kita, karena sampe sekarang kita belum memiliki lagi -sejak kekhilafahan terakhir runtuh pada 1924- sebuah negara yang mau dan berkomitmen untuk menerapkan hukum-hukum Islam dan menjaganya. Padahal fakta sejarah jelas membuktikan bahwa ketika syariat Islam -seperangkat peraturan yang dibuat oleh Pencipta dan Pengatur kita- tadi digunakan maka gambaran kehidupan yang begitu luar biasa mulia peradabannya, dapat kita semua rasakan, termasuk orang-orang non Muslim. Dan fakta pula yang sekarang membuktikan kepada kita; bahwa sejak kita mencampakkan aturan Islam tadi dan mengambil aturan selain Islam (yang nota bene buatan manusia) maka bertubi-tubi masalah demi masalah, kehinaan demi kehinaan menimpa kita (kaum muslimin), bahkan seluruh dunia. Siapa pun bisa merasakan kerusakan peradaban yang dimunculkan.
Karena alasan inilah, sebagai konsekuensi keimanan kita kepada Allah dan keinginan untuk mewujudkan kembali kejayaan dan kemuliaan peradaban umat manusia, maka satu langkah yang mustinya segera kita lakukan, yakni mengupayakan terwujudnya negara/sistem yang mau nerapin Islam secara kaaffah tadi. Sampe’ di sini masih setuju khan?


Cuman emang bukan berarti trus semuanya bisa berjalan secara sim salabim…lalu semua berubah dan semua jadi beres. Tapi sunnatullah, perubahan apapun itu pasti harus diawali dengan adanya upaya untuk melakukan perubahan tadi. Dan satu hal yang udah jelas juga, bahwa setiap perubahan pasti mengharuskan adanya pihak yang menjadi agen perubahan itu, yang bisa menjadi penggerak lokomotif perubahan tadi di tengah-tengah masyarakat. Bukankah Allah sudah menyatakan:
“...Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka (sendiri)...” (Terj. QS. Ar Ra’du 11)
Tapi siapakah agen perubahan itu? Sobat, coba kita cermati bareng-bareng, di masa manakah seseorang itu ada pada masa keemasannya? Sebuah masa dimana dia memiliki penampilan fisik yang paling sempurna, kekuatan/stamina yang paling prima, kekuatan pikir yang paling cemerlang, semangat yang paling luar biasa dan idealisme yang begitu kental dan murninya. Apakah masa yang seperti itu adalah masa ketika kita masih balita, TK atau ketika kita masih kanak-kanak? Saya kira Sobat sekalian pasti sepakat kalau jawabannya adalah “tidak!”. Apakah masa keemasan itu adalah masa ketika nanti kita tua? Yap, jawabannya tentu juga “Tidak!” Karena faktanya malah dengan jelas menunjukkan bahwa pada kedua masa itu kita justru akan berada pada sebuah masa yang penuh kelemahan dan keterbatasan. Apakah keterbatasan itu karena memang potensi kita belum berkembang dan tumbuh secara sempurna (masa kanak-kanak) ataukah keterbatasan itu karena memang semua potensi yang kita punya sudah mengalami penurunan atau bahkan hilang (masa tua). Masa keemasan itu adalah masa muda, yang saat ini kita -para remaja/generasi muda- memilikinya.
Sehingga kalau pertanyaannya tadi adalah “Siapakah subyek dan pelaku perubahan itu?” Maka jawabannya adalah “orang-orang yang paling berpotensi untuk mengemban tugas mulia tersebut.” Dan siapakah mereka itu? Yap Sobat, tiada lain dan tiada bukan, kitalah….beserta generasi-generasi seusia kitalah generasi masa depan yang akan menjadi the agent of changes yang akan merubah keadaan terpuruk sekarang ini kepada keadaan yang terbangkitkan di tengah masyarakat kita. Di pundak-pundak kitalah terletak arah dan masa depan umat ini. Ibaratnya seorang sopir; maka kitalah yang memegang kemudi dan menentukan arah perjalanan setiap penumpang yang ada di kendaraan.”
Dalam hal ini Allah telah berfirman bahwa:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih diantara kalian, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun. Siapa pun yang (tetap kafir) sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Terj. QS. An Nuur 55)
Pilihan tinggal pada kita, apakah kita mau menukar keadaan sekarang ini dengan yang sudah dijanjikan Allah kepada kita tersebut. Kalau ya, maka kita musti segera mengupayakan terealisirnya penerapan Islam secara kaffaah sebagai konsekuensi keimanan yang kita ikrarkan. Inilah sebenernya yang menjadi Pe-Er buat kita semua. Nggak mungkin khan kita bisa nerapin Islam kalau kita tidak kenal dan ngerti ama Islam. Tidak mungkin juga khan kita semua mau make’ solusinya Islam kalau ama syariat Islam itu sendiri aja kita tuakutnya bukan maen! Jadi……ini dulu yang musti kita upayakan. Kita musti kenali bagaimana sich sebenernya Islam itu, bagaimana syariat-syariatnya,baik menyangkut urusan pribadi kita, masyarakat maupun bernegara kita musti ngerti bagaimana Islam mengaturnya. Dengan mengenalnya, Insya Allah kita tidak akan pernah takut apalagi benci ama Islam. Sebaliknya, kita justru akan rindu Islam untuk kita terapkan.
Gimana caranya kenal? Yo….ngaji dong!! Jangan maenan PS atau SEGA aja! Bangun Brur…masa’ generasi harapan umat hari-harinya cuman sibuk ama tivi, bola dan pacaran doang….Kalau macem gitu, kapan berubahnya kondisi umat ini. !!
Selain itu, segera gabungkanlah dirimu dengan barisan peluang Islam yang berusaha mewujudkan tegaknya kehidupan Islam dengan dilaksanakannya seluruh syariat Islam di bumi ini. Karena kitalah (para pemuda) generasi yang semestinya menjadi barisan terdepan dalam perjuangan menuju kehidupan Islam yang kita semua dambakan. Masa’ adik-adik kita yang masih imut yang tidak ngerti apa-apa yang mestinya jadi aktor utama perjuangan ini! Atau kamu masih ngerasa bapak/ibu dan kakek/neneklah yang seharusnya jadi pioneer dalam perjuangan ini? Kalau emang masih ada pikiran kaya’ gitu Man, itu mah namanya bener-bener tidak rasional and mengada-ada. Udah jelas yang punya semua modal itu kita, kok nunjuk ke idungnya orang lain.
Eh inget Sobat, harus kita sadari….bahwa sebenernya yang butuh untuk memperjuangkan Islam itu adalah kita, dan bukannya Islam yang butuh ama perjuangan kita agar dia menang. Karena kita mau ikut bergabung jadi pejuang Islam atau nggak, Allah SWT sudah menjamin bahwa kelak Islam pasti akan menang dan terterapkan secara sempurna. Kalau bukan karena keterlibatan kita maka Allah akan senantiasa mengadakan orang-orang yang senantiasa siap untuk menjadi pejuang Islam ini. Sementara kita? Tinggallah kita gigit jari karena kemudian untuk menjadi pejuang Islam itu pun tidak kita raih.
Allah mengabarkan dalam beberapa firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, siapa saja diantara kalian murtad dari agamanya, maka kelak Allah mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan mereka pun mencintai-Nya; yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin dan keras terhadap orang kafir; yang berjihad di jalan Allah; dan yang tidak takut terhadap celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Tahu.” (Terj. QS. Al Maidah 54)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini sebagai berikut:
Allah SWT mengabarkan kekuasaan-Nya yang besar. Siapa saja yang tidak mau menolong agama Allah dan menjalankan syariat-Nya, maka Allah akan menggantikan mereka dengan orang yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih lurus pendiriannya daripada mereka. firman-Nya:

“...Jika kalian berpaling, niscaya Dia akan mengganti kalian dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kalian. (Terj. QS. Muhammad 38),

“Jika Allah menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kalian, wahai manusia, dan Dia mendatangkan umat lain (sebagai pengganti kalian). (Terj. QS. An Nisa’ 133)
So….Sobat, tunggu apa lagi, mau jadi kaum yang akan dimuliakan oleh Allah karena terlibat dalam perjuangan menegakkan Islam kaffaah, atau mau jadi orang yang tidak bernilai apa-apa, dihinakan dan kelak digantikan oleh Allah dengan datangnya generasi baru yang lebih kuat dan lebih bersemangat dari kita dalam memperjuangkan Islam ini, yang ketaatan dan kecintaan mereka kepada Allah lebih dari apapun yang ada di dunia ini?
Rasanya, siapapun dari kita pasti setuju, bahwa hidup mulia itu lebih baik ketimbang hidup terhina, bahwa menjadi generasi yang kuat itu lebih baik ketimbang jadi generasi yang lemah, dan bahwa menjadi pelopor itu jelas lebih baik ketimbang jadi pengekor. So Sobat…tunggu apa lagi, umat sedang menanti perjuanganmu!!!***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar